BUKU BAGUS

DARI SEJAK KAPAN UMAT ISLAM MEMILIKI PERBEDAAN

Pertanyaan :

Pada masa ini kita melihat bahwa di antara sesama umat Islam memiliki perbedaan pendapat dan perbedaan amal. 

Dari sejak kapan umat Islam memiliki perbedaan ?

Jawaban :

Perbedaan di antara umat Islam telah terjadi sejak masa baginda Nabi Muhammad saw masih hidup. Di antara bukti adanya perbedaan di masa Baginda Nabi Muhammad saw masih hidup adalah :

(1) Perbedaan sahabat dalam bacaan Al-Quran sebagaimana dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari :

عَن ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَجُلًا قَرَأَ آيَةً وَسَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ سَلَّمَ قْرَأُ خِلَافَهَا فَجِئْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ فَعَرَفْتُ فِي وَجْهِهِ الْكَرَاهِيَةَ وَقَالَ كِلَاكُمَا مُحْسِنٌ وَلَا تَخْتَلِفُوا فَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ اخْتَلَفُوا فَهَلَكُوا

Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata, “Saya mendengar seseorang membaca suatu ayat, dan saya mendengar Nabi SAW. membaca ayat itu berbeda dengan bacaannya, maka saya membawa orang itu kepada Nabi SAW. dan memberitahukan kepadanya. Saya melihat rasa tidak senang di wajah Nabi SAW. dan beliau bersabda: “Kamu berdua benar (dalam hal bacaan ayat) dan janganlah berselisih karena sesungguhnya orang-orang sebelum kamu selalu berselisih sehingga mereka binasa.”

(2) Perbedaan sahabat dalam masalah witir sebagaimana dalam riwayat Imam Ahmad dan Imam Abu Dawud dari sahabat Abu Qatadah ra

أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لأَبِى بَكْرٍ مَتَى تُوتِرُ قَالَ أُوتِرُ مِنْ أَوَّلِ اللَّيْلِ وَقَالَ لِعُمَرَ مَتَى تُوتِرُ قَالَ آخِرَ اللَّيْلِ. فَقَالَ لأَبِى بَكْرٍ أَخَذَ هَذَا بِالْحَزْمِ وَقَالَ لِعُمَرَ أَخَذَ هَذَا بِالْقُوَّةِ 

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Bakar, ”Kapankah kamu melaksanakan witir?” Abu Bakr menjawab, “Saya melakukan witir di permulaan malam”. Dan beliau bertanya kepada Umar, “Kapankah kamu melaksanakan witir?” Umar menjawab, “Saya melakukan witir pada akhir malam”. Kemudian beliau berkata kepada Abu Bakar, “Orang ini melakukan dengan penuh hati-hati.” Dan kepada Umar beliau mengatakan, “Sedangkan orang ini begitu kuat.”

(3) Perbedaab sahabat dalam masalah wudhu dan tayammum sebagaimana dalam riwayat Imam Abu Dawud dan An Nasai dari sahabat Abu Sa'd Al-Khudri ra :

Suatu ketika dua laki-laki melakukan perjalanan. Ketika waktu shalat tiba, keduanya tak mendapatkan air. Maka, mereka pun bertayamum. Tak lama kemudian, keduanya mendapatkan air etelah shalat. Lalu, salah seorang di antara keduanya mengulang shalat dengan berwudhu. Sementara temannya tidak mengulangi lagi shalatnya.

Ketika bertemu Nabi saw, keduanya memaparkan perbedaan pendapat itu. Kepada yang tidak mengulang shalatnya, Nabi saw bersabda, “Engkau telah menepati sunnah dan shalatmu sah.“ Adapun kepada laki-laki yang berwudhu dan mengulang shalatnya, Nabi saw bersabda, “Anda mendapatkan dua pahala.“

Nampaknya tiga riwayat tersebut telah mencukupi untuk menunjukkan bukti bahwa perbedaan pendapat dan perbedaan amal telah terjadi pada masa Baginda Nabi Muhammad saw dan beliau merestui adanya perbedaan tersebut.

Wallaahu a'lamu bish shawaab